Pertanyaan Umum tentang Keberlanjutan

Untuk memahami arti harfiah kata tersebut, Anda hanya perlu memecahnya menjadi dua bagian. “Sustain” yang berarti mempertahankan dan “Ability” yang berarti kemampuan. Sehingga sustainability dapat diartikan sebagai kemampuan mempertahankan sesuatu untuk waktu yang lama.

Sustainability (keberlanjutan) saat ini paling sering digunakan untuk hal yang berkaitan dengan lingkungan. Dalam konteks ini, sustainability merujuk pada kemampuan untuk hidup (atau berbisnis) dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Jika hal itu dilakukan, maka aktivitas tersebut dapat berlangsung tanpa batas waktu.

Suatu proses atau bisnis yang tidak menguras sumber daya disebut sebagai berkelanjutan. Bukan hanya berarti bahan-bahan, tetapi juga energi atau air. Penting untuk diperhatikan bahwa ini tidak berarti bahwa suatu proses atau bisnis sama sekali tidak dapat menggunakan material sama sekali. Namun, agar dapat bertahan lama, sumber daya yang dibutuhkan harus diimbangi. Misalnya, hal ini dapat terjadi melalui penggunaan energi terbarukan, pemulihan panas, atau daur ulang material. 

Ada kesalahpahaman bahwa produksi yang ramah lingkungan pasti mahal. Dilihat sekilas saja, hal itu tidak masuk akal karena keberlanjutan, sebagian besar berhubungan dengan pelestarian sumber daya dan pengurangan limbah. 

Memang benar bahwa salah satu komponen utama dari produksi yang berkelanjutan adalah penggunaan peralatan yang hemat energi. Ini mungkin memerlukan investasi awal dan banyak mesin canggih dengan harga yang tidak murah. 

Namun, sangat penting untuk tidak hanya melihat berapa harganya, tetapi juga berapa banyak yang dapat dihemat. Dalam berbagai kasus, peralatan ini akan menghemat begitu banyak energi sehingga investasi awal terbayar dengan sangat cepat. Lalu, tentu saja, makin tinggi harga energi, makin cepat investasi akan balik modal. 

Terakhir, keberlanjutan yang lebih besar juga menawarkan manfaat tambahan. Beberapa di antaranya tidak dapat diukur dengan uang.  

Ini termasuk di antaranya pengurangan emisi karbon, menjawab permintaan pelanggan untuk produk yang ramah lingkungan, serta memenuhi mandat pemerintah saat ini dan di masa mendatang. 

Tidak. Sebagaimana disebutkan di atas, investasi dalam teknologi yang lebih ramah lingkungan hanyalah satu komponen dari keberhasilan strategi keberlanjutan. Ada banyak hal lain yang dapat dilakukan oleh individual atau perusahaan untuk mengurangi konsumsi energi mereka.

Misalnya, kita kembali ke udara terkompresi. Tahukah Anda bahwa rata-rata 20% udara terkompresi terbuang percuma akibat kebocoran dalam sistem udara? 

Mengidentifikasi dan mengatasi kebocoran ini tidak mahal. Bahkan, Anda dapat mendeteksi kebocoran hanya dengan menggunakan air sabun. Sementara potensi penghematannya cukup besar.

Jadi, ada banyak hal, baik besar maupun kecil, yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi produksi limbah dan menjadi lebih berkelanjutan. 

Dalam banyak kasus, teknologi cerdas adalah teknologi yang ramah lingkungan. Hal ini karena sebagian besar dirancang khusus dengan mempertimbangkan keberlanjutan, baik pada sisi perangkat keras maupun perangkat lunak. 

Di sini, teknologi udara terkompresi juga menawarkan contoh yang sempurna bagi kita. Kompresor yang terhubung kini dapat dipantau dan, dalam beberapa kasus, dikontrol dari jarak jauh. Pada saat yang sama, kompresor mengumpulkan banyak data yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kinerjanya. 

Semua ini dapat membantu mengurangi energi yang dikonsumsi kompresor secara signifikan.

Tidak. Bisnis yang tidak beralih ke operasi berkelanjutan pada saatnya nanti tidak akan lagi mampu memenuhi standar peraturan, industri, dan pelanggan.

Ingin tahu lebih banyak tentang produksi yang berkelanjutan? Di Atlas Copco, kami menawarkan banyak layanan, tips, serta trik bermanfat untuk membuat produksi udara terkompresi Anda lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.