Mengurangi Emisi Karbon: Bagaimana Bisnis Anda dapat Berkontribusi

Satu hal yang dapat dilakukan setiap perusahaan adalah menghilangkan limbah. Ini termasuk hal-hal kecil seperti tidak menaikkan suhu pemanas ruangan saat musim dingin. Atau memastikan semua lampu dimatikan saat tidak diperlukan.
Ini juga berarti membatasi jumlah lembaran cetak atau mengganti gelas sekali pakai dengan gelas yang bisa dipakai ulang. Mulailah memisahkan limbah dan lakukan daur ulang sebanyak mungkin. 

Komunikasi adalah kunci dalam area ini. Eksekutif perusahaan dapat membuat semua keputusan yang mereka inginkan di ruang rapat dewan, tetapi tidak akan berpengaruh kecuali para karyawan menerapkannya. Perubahan paling berarti hanya dapat dicapai jika semua orang bekerja bersama. Menulis kebijakan dan tujuan lingkungan dan energi perusahaan sangat membantu dalam hal ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan telah memutuskan untuk menjadi bagian dari solusi. Mereka telah menyadari bahwa pengurangan jejak karbon bukan hanya hal yang tepat untuk dilakukan, tetapi juga baik untuk bisnis. Hal ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai target karbon netral (Net Zero Emission/NZE) di 2060 atau lebih cepat. Kemudian dituangkan dalam adanya rencana pajak karbon yang diberlakukan tahun 2025.

Peralatan yang ramah lingkungan tidak hanya dapat menurunkan biaya operasional tapi juga kepercayaan konsumen dan karyawan yang mengharapkan perusahaan untuk melangkah lebih maju Faktanya, perusahaan yang menolak untuk mengambil langkah ini mungkin akan membayar mahal di kemudian hari.

Dalam langkah mengurangi jejak karbon, langkah pertama yang berguna adalah mengukur total emisi gas rumah kaca perusahaan dan menentukan dari mana emisi CO2 berasal. Diperlukan audit energi untuk membantu perusahaan untuk mengetahui bagaimana mereka menggunakan energi, di bagian mana ada energi yang terbuang, dan di mana perbaikan akan memberikan dampak terbesar. 

Sebagai contoh, banyak perusahaan tidak memiliki strategi untuk memaksimalkan penggunaan energi mereka ketika produksi mereka berfluktuasi. Mereka membuang terlalu banyak energi ketika tidak produksi dengan kapasitas penuh.